A.47. Hash SHA1

Hash adalah algoritma enkripsi untuk mengubah text menjadi deretan karakter acak. Jumlah karakter hasil hash selalu sama. Hash termasuk one-way encryption, membuat hasil dari hash tidak bisa dikembalikan ke text asli.

SHA1 atau Secure Hash Algorithm 1 merupakan salah satu algoritma hashing yang sering digunakan untuk enkripsi data. Hasil dari sha1 adalah data dengan lebar 20 byte atau 160 bit, biasa ditampilkan dalam bentuk bilangan heksadesimal 40 digit.

Pada chapter ini kita akan belajar tentang pemanfaatan sha1 dan teknik salting dalam hash.

A.47.1. Penerapan Hash SHA1

Go menyediakan package crypto/sha1, berisikan library untuk keperluan hashing. Cara penerapannya cukup mudah, contohnya bisa dilihat pada kode berikut.

package main

import "crypto/sha1"
import "fmt"

func main() {
    var text = "this is secret"
    var sha = sha1.New()
    sha.Write([]byte(text))
    var encrypted = sha.Sum(nil)
    var encryptedString = fmt.Sprintf("%x", encrypted)

    fmt.Println(encryptedString)
    // f4ebfd7a42d9a43a536e2bed9ee4974abf8f8dc8
}

Variabel hasil dari sha1.New() adalah objek bertipe hash.Hash, memiliki dua buah method Write() dan Sum().

  • Method Write() digunakan untuk menge-set data yang akan di-hash. Data harus dalam bentuk []byte.
  • Method Sum() digunakan untuk eksekusi proses hash, menghasilkan data yang sudah di-hash dalam bentuk []byte. Method ini membutuhkan sebuah parameter, isi dengan nil.

Untuk mengambil bentuk heksadesimal string dari data yang sudah di-hash, bisa memanfaatkan fungsi fmt.Sprintf dengan layout format %x.

Dasar Pemrograman Golang - Hashing menggunakan SHA1

A.47.2. Metode Salting Pada Hash SHA1

Salt dalam konteks kriptografi adalah data acak yang digabungkan pada data asli sebelum proses hash dilakukan.

Hash merupakan enkripsi satu arah dengan lebar data yang sudah pasti, sangat mungkin sekali kalau hasil hash untuk beberapa data adalah sama. Di sinilah kegunaan salt, teknik ini berguna untuk mencegah serangan menggunakan metode pencocokan data-data yang hasil hash-nya adalah sama (dictionary attack).

Langsung saja kita praktekkan. Pertama import package yang dibutuhkan. Lalu buat fungsi untuk hash menggunakan salt dari waktu sekarang.

package main

import "crypto/sha1"
import "fmt"
import "time"

func doHashUsingSalt(text string) (string, string) {
    var salt = fmt.Sprintf("%d", time.Now().UnixNano())
    var saltedText = fmt.Sprintf("text: '%s', salt: %s", text, salt)
    fmt.Println(saltedText)
    var sha = sha1.New()
    sha.Write([]byte(saltedText))
    var encrypted = sha.Sum(nil)

    return fmt.Sprintf("%x", encrypted), salt
}

Salt yang digunakan adalah hasil dari ekspresi time.Now().UnixNano(). Hasilnya akan selalu unik setiap detiknya, karena scope terendah waktu pada fungsi tersebut adalah nano second atau nano detik.

Selanjutnya test fungsi yang telah dibuat beberapa kali.

func main() {
    var text = "this is secret"
    fmt.Printf("original : %s\n\n", text)

    var hashed1, salt1 = doHashUsingSalt(text)
    fmt.Printf("hashed 1 : %s\n\n", hashed1)
    // 929fd8b1e58afca1ebbe30beac3b84e63882ee1a

    var hashed2, salt2 = doHashUsingSalt(text)
    fmt.Printf("hashed 2 : %s\n\n", hashed2)
    // cda603d95286f0aece4b3e1749abe7128a4eed78

    var hashed3, salt3 = doHashUsingSalt(text)
    fmt.Printf("hashed 3 : %s\n\n", hashed3)
    // 9e2b514bca911cb76f7630da50a99d4f4bb200b4

    _, _, _ = salt1, salt2, salt3
}

Hasil ekripsi fungsi doHashUsingSalt akan selalu beda, karena salt yang digunakan adalah waktu.

Dasar Pemrograman Golang - Hashing dengan salt

Metode ini sering dipakai untuk enkripsi password user. Salt dan data hasil hash harus disimpan pada database, karena digunakan dalam pencocokan password setiap user melakukan login.